“Single fighter.” Begitulah Hengki Putra, Team Leader Rumah
Sakit Umum Pusat Fatmawati, memberi gambaran tentang dirinya saat mengenang
kisah perjalanan karirnya dahulu. Bagaimana tidak. Usai lulus SMA, Hengki nekat
merantau ke Jakarta dari kota
kelahirannya, Lampung, demi mencari kehidupan yang lebih baik. Tentu bukan hal yang mudah merantau di ibukota, apalagi
seorang diri dengan modal pas-pas an. Hengki pun terpaksa menetap sementara
di kos seorang kerabatnya di Bekasi
lantaran modal yang dibawanya tidak cukup untuk menyewa tempat tinggal.
Beruntung, Hengki kemudian mendapat informasi lowongan kerja dari salah
seorang temannya yang bekerja sebagai sekuriti ISS. Mengikuti jejak sang teman,
Hengki pun melamar sebagai sekuriti. Sayangnya, lamaran pria berusia 22 tahun
ini ditolak lantaran tidak memenuhi persyaratan. “Saya terlalu kurus untuk menjadi
sekuriti. Alternatifnya, saya ditawari di bagian parking atau gondola. Saya
pilih parking karena saya pikir lebih
enak kerjanya,” ungkap Hengki.
Tidak lama setelah itu, Hengki pun ditempatkan di salah satu mal di Jakarta
Utara. Dari situlah cobaannya dimulai. Karena keterbatasan biaya, Hengki masih belum
mampu menyewa tempat tinggal sehingga ia harus kembali menumpang hidup di rumah
salah seorang sanak saudaranya di Kramat Jati. Ini bukanlah hal yang mudah
dijalani sebab jarak tempat tinggal dan tempat kerja terbilang cukup jauh.
“Karena tidak ada dana untuk transportasi, setiap hari saya berjalan kaki dari
rumah ke stasiun yang jaraknya kira-kira 2 – 3 km,” kenangnya.
Tidak hanya kendala jarak, pria yang doyan
makan bakso ini juga kerap menghadapi tekanan dalam bekerja. “Menjadi
petugas parkir itu ekstrim. Saya pernah hampir ditampar oleh customer karena tempat parkir sudah
penuh. Padahal ini bukan kesalahan saya,” cerita Hengki. Meski terlihat sulit, pria
pengagum Jokowi ini tetap menjalaninya dengan giat dan sabar. Sebab, Hengki
punya mimpi ingin sukses sedini mungkin.
Nasibnya mulai berubah saat ia dipindahkan ke salah satu rumah sakit di
bilangan Cilandak, Jakarta Selatan. Dalam waktu tiga tahun, karena kegigihannya,
Hengki mendapat promosi sebagai Team Leader. Ia pun mulai bisa menyewa tempat
tinggal sendiri dan menyambi kuliah S1 jurusan akuntansi.
Letih bekerja bagi Hengki bukanlah halangan untuk melanjutkan sekolah. Yang
penting, kata Hengki, dirinya harus bisa mengatur waktu dengan baik. “Sebagai team leader, saya harus bisa menjadi
contoh. Saya berangkat kerja jam 5 pagi, dan pulang jam 4 sore. Lalu saya
kuliah mulai pukul 7 malam hingga pukul setengah 9 malam. Pukul 10 malam saya langsung
beristirahat. Bila sedang ada tugas, maka usai pulang kerja, saya langsung ngerjain tugas di office atau di tempat kos,” tutur Hengki tentang aktivitas
hariannya.
Pria penggemar grup band Wali ini berharap bisa terus berkarir di ISS sambil menjalani kuliahnya. “Harapan saya, adalah menjadi Supervisor area dan lulus kuliah dalam waktu 3,5 tahun,” pungkasnya dengan semangat yang membara.